8 Hari Berlangsung, Pasar Malam Tjap Toenjoengan Surabaya Bukukan Transaksi hingga Miliaran Rupiah
Momen Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) 2023, Pemkot Surabaya menyiapkan banyak acara selama sebulan penuh. Mulai dari Surabaya Shopping Festival (SSF) selama satu bulan, Festival Rujak Uleg (6 Mei), Night At Museum di Tugu Pahlawan (13-14 Mei), hingga Pasar Malam Tjap Toenjoengan di Pakuwon City.Pasar Malam Tjap Toenjoengan menampilkan ratusan tenant UMKM dari Surabaya. Nah, tenant tidak hanya menjual makanan atau minuman. Ada juga kebutuhan atau perlengkapan pet untuk pecinta hewan. Mulai pembukaan hingga kini tercatat rupiah yang mengalir mencapai Rp 1,3 miliar.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyampaikan berterima kasih kepada APPBI Jatim yang telah menggelar kembali Pasar Malam Tjap Toendjoengan. Dua tahun terakhir sempat terhenti akibat Covid-19.
”Meskipun Tjap Toendjoengan sempat ditunda selama pandemi, masyarakat yang hadir tampak antusias dan memenuhi event tahunan ini. Tjap Toendjoengan ini diadakan Pakuwon City Mal setiap tahun sekali, bersamaan menyambut Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS),” papar Eri.
”Tahun ini dibuka kembali, antusias warga sangat luar biasa. Ada yang dari Banyuwangi dan masih banyak lainnya,” kata Wali Kota Eri Cahyadi.
Dalam pembukaan Tjap Toendjoengan pada 1 Mei, Wali kota menyampaikan, Ketua APPBI Jatim Sutandi Purnomosidi juga membuka Surabaya Shopping Festival (SSF) mulai 1-31 Mei di 19 pusat perbelanjaan atau mal di Kota Pahlawan.
Sementara itu, CEO BRI Regional Office Surabaya Setiyarta menyebutkan, Pasar Malam Tjap Toenjoengan menggandeng 120 tenan UMKM. Selama pembukaan hingga kini, pihaknya mencatat rupiah yang mengalir mencapai Rp 1,3 miliar.
Dia menjelaskan, stabilitas daya belanja masyarakat merupakan hasil upaya berbagai selama masa pandemi. Pihaknya pun sudah mencegah ekonomi berhenti selama wabah Covid-19 dengan menyalurkan KUR.
”Selama dua tahun pandemi, BRI telah menyalurkan KUR senilai Rp 150 triliun,” terang Setyarta.
Dengan kondisi ekonomi saat ini, pihaknya ingin fokus menguatkan peran UMKM. Salah satu upayanya adalah dengan mendorong literasi pengusaha kecil dalam transformasi menuju digitalisasi.
Dia mengatakan, dorongan terhadap cashless society bakal membuat pelaku UMKM lebih mudah melakukan pengoperasian. Apalagi, pengusaha tak perlu susah mencatat pemasukan dan pengeluaran. Di Pasar Malam Tjap Toenjoengan, semua transaksi dilakukan secara cashless, pakai BRIMO.
”Ini merupakan tugas wajib kami mengingat 83 persen dari portofolio kami adalah UMKM. Padahal, pemerintah hanya meminta UMKM hanya 20 persen saja,” ungkap Setiyarta.
Sumber Artikel :
"jawapos.com/surabaya-raya"